-->

Notification

×

Kisah Novi Citra Indriyati: Vokalis Band Sukatani yang Diberhentikan dari Profesi Guru SD

Minggu, 23 Februari 2025 | 15.48 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-08T13:48:33Z
Suka Tani Band
Suka Tani Band

Kabar mengenai Novi Citra Indriyati, vokalis band Sukatani yang juga berprofesi sebagai guru SD, tengah menjadi sorotan publik. Isu pemecatannya dari posisi guru di sebuah sekolah di Banjarnegara menarik perhatian banyak pihak. Banyak spekulasi muncul bahwa pemberhentian ini berkaitan dengan lagu "Bayar Bayar Bayar" yang ia bawakan bersama bandnya. Namun, pihak sekolah memberikan klarifikasi mengenai alasan sebenarnya di balik keputusan tersebut.


Suka Tani Band
Suka Tani Band


Latar Belakang Pemberhentian

Novi Citra Indriyati merupakan seorang guru kelas IV di SD Islam Terpadu (SDIT) Mutiara Hati, Banjarnegara. Selain mengajar, ia juga aktif sebagai vokalis dalam band Sukatani. Band ini belakangan menjadi perbincangan setelah lagu "Bayar Bayar Bayar" viral di media sosial. Lagu tersebut mendapat berbagai respons dari masyarakat karena liriknya yang dianggap mewakili keresahan banyak orang.

Setelah lagu ini viral, beredar kabar bahwa Novi diberhentikan dari pekerjaannya sebagai guru. Namun, pihak sekolah menegaskan bahwa keputusan ini tidak ada kaitannya dengan lagu tersebut. Menurut pernyataan resmi, pemecatan Novi lebih disebabkan oleh dugaan pelanggaran kode etik yang dianggap tidak sesuai dengan standar institusi pendidikan tempatnya mengajar.

Sekolah menilai bahwa aktivitas Novi di luar lingkungan sekolah, khususnya dalam dunia musik, tidak sejalan dengan nilai-nilai yang diterapkan oleh sekolah. Keputusan ini menimbulkan pro dan kontra, dengan banyak pihak yang mempertanyakan apakah seorang guru tidak memiliki kebebasan untuk menyalurkan bakatnya di luar dunia pendidikan.

Respons Bupati Purbalingga

Menanggapi pemberhentian tersebut, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, menyatakan kesiapannya untuk menerima Novi sebagai tenaga pendidik di wilayahnya. Ia menilai bahwa setiap individu memiliki hak untuk berkarier dan berekspresi selama tetap dalam batasan norma yang berlaku.

Bupati Dyah menegaskan bahwa pemerintah daerahnya selalu terbuka bagi para tenaga pendidik yang ingin mengabdi dan berkontribusi dalam dunia pendidikan. Ia juga berharap agar permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa merugikan pihak manapun.

Pandangan Pakar Pendidikan

Sejumlah pakar pendidikan turut memberikan pandangan mereka mengenai kasus ini. Menurut pakar pendidikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Subarsono, pemecatan seorang guru harus dilakukan melalui mekanisme yang jelas dan transparan.

Ia menekankan bahwa setiap tenaga pendidik memiliki hak untuk diperlakukan secara adil. Jika memang ada pelanggaran yang dilakukan, sekolah harus memberikan kesempatan bagi guru tersebut untuk menjelaskan dan membela diri sebelum keputusan akhir diambil.

Sementara itu, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) juga mengingatkan bahwa pemecatan tenaga pendidik harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam regulasi pendidikan. Organisasi ini menyoroti pentingnya perlindungan bagi tenaga pendidik agar mereka tidak diberhentikan secara sepihak.

Pihak Sekolah Buka Peluang Novi Kembali Mengajar

Meski sudah ada keputusan pemberhentian, pihak SDIT Mutiara Hati menyatakan bahwa mereka masih membuka peluang bagi Novi untuk kembali mengajar. Sekolah memberikan syarat bahwa jika Novi ingin kembali mengajar, ia harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dan menyesuaikan diri dengan standar kode etik yang berlaku di sekolah tersebut.

Keputusan ini menunjukkan bahwa pihak sekolah tetap memberikan ruang bagi Novi untuk kembali ke dunia pendidikan, asalkan ada kesepahaman antara kedua belah pihak.

Dukungan dari Masyarakat dan Komunitas Musik

Kasus ini mendapat perhatian luas dari masyarakat, terutama komunitas musik dan dunia pendidikan. Banyak yang menyatakan dukungannya terhadap Novi, mengingat ia memiliki kontribusi besar baik dalam dunia musik maupun pendidikan.

Komunitas musik menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Novi adalah bentuk kreativitas dan ekspresi seni yang seharusnya tidak menghambat profesinya sebagai guru. Sebaliknya, mereka melihat hal ini sebagai keunikan yang justru bisa menjadi inspirasi bagi murid-muridnya.

Di sisi lain, banyak juga yang memahami keputusan sekolah yang ingin menjaga citra dan nilai-nilai institusinya. Namun, mereka berharap agar ada jalan tengah yang bisa diambil agar permasalahan ini tidak merugikan pihak manapun.

Pelajaran dari Kasus Ini

Kasus Novi Citra Indriyati menjadi contoh bagaimana keseimbangan antara profesionalisme dan kebebasan berekspresi bisa menjadi tantangan di era modern. Dengan semakin berkembangnya dunia digital, seseorang bisa memiliki lebih dari satu peran dalam kehidupannya.

Penting bagi institusi pendidikan untuk memiliki kebijakan yang lebih fleksibel dalam menghadapi perkembangan zaman, tanpa mengorbankan nilai-nilai yang mereka anut. Di sisi lain, tenaga pendidik juga perlu memahami batasan-batasan dalam berekspresi agar tetap sejalan dengan tanggung jawab profesionalnya.

×
Berita Terbaru Update