-->

Notification

×

Pelaksanaan Fogging Fase 2 di Desa Karangjambu: Langkah Preventif Menekan Kasus Demam Berdarah dan Mewujudkan Lingkungan Sehat

Kamis, 11 Juli 2024 | 23.12 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-08T12:48:44Z

Pelaksanaan Fogging Fase 2 di Desa Karangjambu
Pelaksanaan Fogging Fase 2 di Desa Karangjambu


Karangjambu, Purbalingga – Pada hari Sabtu, 13 Juli 2024, Desa Karangjambu yang terletak di Kecamatan Karangjambu, Kabupaten Purbalingga kembali melaksanakan kegiatan fogging fase 2 sebagai upaya berkelanjutan dalam mencegah dan menekan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kegiatan ini menyasar kawasan Dusun I wilayah RW 02, khususnya di lingkungan RT 4, RT 5, RT 6, dan RT 7, yang merupakan area dengan risiko tinggi penyebaran nyamuk DBD.

Kolaborasi Antar Pihak dalam Pelaksanaan Fogging

Pelaksanaan fogging fase 2 ini tidak dilakukan secara mandiri oleh Pemerintah Desa Karangjambu saja, melainkan merupakan hasil kolaborasi lintas sektor antara Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Puskesmas Kecamatan Karangjambu, dan Pemerintah Desa Karangjambu. Kerja sama ini menunjukkan bahwa pencegahan dan pengendalian penyakit menular, khususnya DBD, memerlukan sinergi antara berbagai pihak.

Kepala Desa Karangjambu, Suwarto, menyatakan bahwa fogging fase kedua ini adalah tindak lanjut dari hasil pemantauan lapangan serta laporan kasus DBD di wilayah tersebut. “Kami berharap, setelah fogging kedua ini, populasi nyamuk Aedes aegypti bisa ditekan secara signifikan, sehingga kasus DBD tidak bertambah dan masyarakat bisa merasa lebih aman, nyaman, dan sehat,” jelasnya.

Pentingnya Fogging sebagai Bagian dari Strategi Pencegahan DBD

Kepala Puskesmas Kecamatan Karangjambu, yang diwakili oleh Bapak Imam Wakhyono, menegaskan bahwa fogging bukan satu-satunya solusi. Fogging adalah tindakan pengendalian vektor yang bersifat temporer, namun tetap penting dilakukan terutama di wilayah endemis DBD. “Fogging ini bertujuan memutus rantai penularan DBD dengan membunuh nyamuk dewasa yang berpotensi membawa virus dengue. Namun, upaya ini harus dibarengi dengan pencegahan berbasis masyarakat, yaitu penerapan 3M Plus,” ujarnya.

Memahami Bahaya DBD dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti

Agar masyarakat semakin sadar pentingnya pencegahan DBD, berikut penjelasan lengkap tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dan siklus hidup nyamuk Aedes aegypti yang perlu dipahami:

Apa Itu DBD?

DBD atau Demam Berdarah Dengue adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat berujung pada kondisi dengue shock syndrome yang berbahaya jika tidak segera ditangani.

Gejala DBD: Kenali Tanda-tandanya

  • Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari
  • Nyeri otot dan sendi (disebut juga breakbone fever)
  • Sakit kepala parah
  • Mual, muntah, dan lemas
  • Bintik merah di kulit sebagai tanda perdarahan
  • Mimisan atau gusi berdarah pada kasus berat

Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk ini berkembang biak di air bersih yang menggenang, misalnya:

  • Bak mandi yang jarang dikuras
  • Tempat minum burung
  • Pot bunga
  • Talang air tersumbat
  • Sampah yang menampung air hujan (seperti kaleng bekas, ban bekas)

Siklus hidupnya:

  1. Telur (2-3 hari menetas)
  2. Jentik nyamuk (6-8 hari)
  3. Pupa (1-2 hari)
  4. Nyamuk dewasa (usia hidup 2-4 minggu)

Peran Aktif Masyarakat dalam Pencegahan Berkelanjutan

Meski fogging dilakukan, hal tersebut tidak akan efektif tanpa partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Oleh sebab itu, warga Desa Karangjambu diajak menerapkan gerakan 3M Plus:

3M Plus

  1. Menguras bak mandi dan tempat penampungan air secara rutin.
  2. Menutup rapat semua tempat penampungan air.
  3. Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Plus: Langkah tambahan, meliputi:

  • Menabur larvasida (abate) di tempat air yang sulit dikuras.
  • Memelihara ikan pemakan jentik di kolam.
  • Memasang kelambu saat tidur.
  • Menggunakan lotion anti nyamuk.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti serai dan lavender.

Antusiasme Warga Menyambut Fogging Fase 2

Warga Dusun I RW 02, terutama di RT 4, RT 5, RT 6, dan RT 7, sangat mendukung kegiatan fogging ini. Mereka merasa lebih tenang setelah kawasan mereka disemprot insektisida khusus pembasmi nyamuk dewasa.

Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Desa, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan. Dengan adanya fogging ini, kami merasa lebih aman, terutama bagi anak-anak yang rentan terkena DBD,” kata Bu Sri, salah satu warga RT 5.

Efektivitas Fogging, Perlu Didukung Pola Hidup Sehat

Meskipun fogging efektif membunuh nyamuk dewasa, namun jentik dan telur nyamuk tetap bisa bertahan. Oleh karena itu, kesadaran untuk melakukan pembersihan lingkungan adalah kunci utama agar jentik nyamuk tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Mitos dan Fakta Seputar Fogging dan DBD

MitosFakta
Fogging bisa membunuh semua nyamukFogging hanya efektif membunuh nyamuk dewasa
DBD hanya menyerang anak-anakSemua usia bisa terkena DBD
Nyamuk DBD berkembang di air kotorNyamuk Aedes aegypti lebih suka air bersih
Fogging cukup sekali sajaFogging harus dilakukan bertahap sesuai siklus nyamuk

Dukungan Penuh Pemerintah Desa dan Komitmen Berkelanjutan

Pemerintah Desa Karangjambu berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan Puskesmas Kecamatan Karangjambu dan Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dalam melaksanakan program-program pencegahan DBD secara berkelanjutan. Mulai dari penyuluhan kesehatan, pembagian abate gratis, hingga pembentukan kader jumantik di setiap RT.

Mari Wujudkan Desa Karangjambu Bebas DBD

Keberhasilan pencegahan DBD sangat bergantung pada kesadaran dan partisipasi seluruh masyarakat. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan 3M Plus, serta mendukung program-program pemerintah desa, kita bisa mewujudkan Desa Karangjambu Sehat, Bersih, dan Bebas DBD.


Kesimpulan

  • Fogging fase 2 di Desa Karangjambu merupakan bagian dari langkah strategis pencegahan DBD.
  • Sinergi antara Pemerintah Desa, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan sangat penting.
  • Peran aktif masyarakat melalui 3M Plus adalah kunci utama keberhasilan pencegahan.
  • Edukasi dan kesadaran menjadi fondasi utama menciptakan desa sehat.

Mari bersama kita jadikan Desa Karangjambu sebagai contoh desa sehat dan bebas DBD di Kabupaten Purbalingga.


by Kontributor 

×
Berita Terbaru Update