Purbalingga, 1 Oktober 2025 – Kejutan manis hadir dari arena Pencak Silat Asia Junior 2025 di India. Tiga atlet muda kebanggaan Jawa Tengah mempersembahkan medali emas untuk Indonesia, menunjukkan bahwa generasi penerus silat punya potensi luar biasa.
Mereka adalah:
-
Krisnanto Suryo Koco (kelas F putra)
-
Qiken Dwi Tata Olifia (kelas D putri)
-
Ghina Salsabila (kelas H putri)
Ketiganya bernaung di PPLOP (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar), dan berhasil tampil bersinar di panggung internasional.
Dominasinya Indonesia di Ajang Junior Asia
Secara keseluruhan, Tim Indonesia berhasil mengumpulkan 8 emas, 1 perak, dan 3 perunggu dari ajang yang berlangsung di Kompleks Olahraga Indoor Sher-i-Kashmir, India, pada 25–30 September 2025. Dengan torehan tersebut, Indonesia menduduki posisi ketiga klasemen umum — tepat di belakang Vietnam (juara umum) dan Filipina (peringkat dua).
Turnamen ini diikuti sekitar 300 atlet dari 11 negara di Asia, termasuk India, Uzbekistan, Thailand, dan Nepal.
Kisah di Balik Medali Emas: Semangat Tanpa Batas
Pelatih asal Jawa Tengah, Sapto Purnomo, menyebut bahwa kunci dari prestasi ini adalah semangat juang yang tinggi. Ia mencontohkan bagaimana Krisnanto, yang sempat mendapat pengurangan 15 poin di awal final melawan pesilat Vietnam, tetap bangkit dan memenangkan pertandingan.
“Yang terpenting adalah mental bertanding. Meski dalam situasi sulit, mereka mampu menjalankan strategi dan menanggung tekanan,” kata Sapto.
Lebih lanjut, Qiken yang memenangkan emas di kelas D putri juga dikabarkan akan mewakili Indonesia di Asian Youth Games 2025 di Bahrain.
Sementara itu, Ketua Umum IPSI Jawa Tengah, melalui wakilnya, memberi apresiasi tinggi atas keberhasilan para atlet. Menurutnya, kontingen Indonesia memang datang dengan kekuatan minimal, tetapi tampil dengan performa maksimal — sebuah bukti bahwa talenta lokal bisa bersaing di kancah Asia.
Sorotan Khusus: Ghina Salsabila, Kebanggaan Karangjambu
Dari Desa Karangjambu, Ghina Salsabila tampil sebagai bintang dengan memenangkan medali emas di kategori H Putri (H PI). Kiprahnya tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga mengharumkan nama desa dan kabupaten Purbalingga.
Sejak babak awal, Ghina tampil sabar dan menantang: teknik mumpuni, kecepatan reaksinya, dan ketenangan mental saat menghadapi tekanan. Di babak final, ia menunjukkan performa terbaiknya dan memastikan gelar juara.
Prestasi ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Karangjambu dan Purbalingga. Warga setempat menilai bahwa Ghina kini menjadi inspirasi nyata — bahwa dari desa pun bisa lahir atlet berprestasi tingkat Asia.
Menyemai Harapan untuk Generasi Penerus
Kisah keberhasilan Krisnanto, Qiken, dan Ghina bukan sekadar catatan prestasi. Lebih dari itu, ini adalah bukti bahwa dedikasi, dukungan lingkungan, dan mental kuat adalah pondasi penting dalam menggapai mimpi.
Semoga prestasi ini memantik semangat bagi anak-anak muda di Jawa Tengah dan seluruh Indonesia untuk terus mengejar mimpi lewat olahraga, mengangkat nama bangsa ke panggung dunia.